Senin, 13 Juni 2016

PENYUSUTAN



A.  Penyusutan

Penyusutanmerupakan metode untuk menghitung biaya atas asset biaya.
Penyusutan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
1.      Depresiasi (Depreciation)
2.      Deplesi (Depletion)
3.      Amortisasi (Amortization)

1.    Depresiasi (Depreciation)
Adalah penyusutan untuk assets tetap (tangible assets) non tanah.Penerapan depresiasi akan memengaruhi laporan keuangan, termasuk penghasilan kena pajak suatu perusahaan.
Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda.
Metode Garis-lurus:
Biaya Depresiasi Tahunan =      Biaya Aktiva Tetap – Nilai SisaBiaya Depresiasi Tahunan = Biaya Aktiva Tetap − Nilai Sisa Umur Manfaat Aset ( t a h u n ) {\displaystyle {\mbox{Biaya Depresiasi Tahunan}}={{\mbox{Biaya Aktiva Tetap}}-{\mbox{Nilai Sisa}} \over {\mbox{Umur Manfaat Aset}}(tahun)}}
                                                 Umur manfaat Asset (tahun)

Contoh : penyusutan gudang, mesin. Kendaraan, peralatan dsb.

2.    Deplesi (Depletion)
Penyusutan untuk asset tetap berupa tanah (tangible assets tidak terbarukan). Deplesi dihitung berdasarkan seberapa banyak penghasilan yang didapat dari jumlah asset yang diambil dari total cadangan sumber daya alam dari satu periode akuntansi.

3.    Amostisasi (Amortisation)
Penyusutan untuk asset tetap (intangible assets), seperti piutang, hak paten dll.Pengurangan nilai suatu Aktiva tidak berwujud secara bertahap dalam rentang jangka waktu tertentu disetiap periode akuntansi. Pengurangan nilai aktiva tak berwujud ini dilakukan dengan cara mendebit akun beban amortisasi dan mengkredit akun aktiva tak berwujud. jadi terlihat bedanya:
Aktiva Tetap
:
Aktiva Tidak Berwujud
:
Amortisasi

Contoh jurnalnya :
Debit
|
Beban Amortisasi Goodwill

Rp100

Kredit
|
Goodwill


Rp100

B.  Metode Penyusutan
1.       Metode penyusutan yang berdasarkan waktu yaitu metode garis lurus, metode pembebanan yang menurun yang terdiri dari metode jumlah angka tahun dan metode saldo menurun atau metode saldo menurun berganda.
  1. Metode penyusutan berdasarkan penggunaan yaitu metode jam jasa dan metode jumlah unit produksi.
  2. Metode penyusutan yang berdasarkan kriteria lainnya yaitu metode berdasarkan jenis kelompok, metode analisis, metode sistem persediaan.
Namun, kebanyakan di Indonesia hanya ada beberapa metode saja yang sering digunakan dalam praktenya, berikut adalah 2 metode penyusutan yang paling sering diaplikasikan karena mudah dan juga relevan dengan perlakuan akuntansi.
1.    Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode ini menganggap aset tetap akan mengalirkan manfaat yang merata disepanjang penggunaannya, sehingga aset tetap dianggap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama besar disetiap periode penggunaan hingga aset tetap tidak dapat digunakan lagi.
Metode ini adalah salah satu metode yang termasuk paling banyak diaplikasikan oleh perusahaan perusahaan di indonesia. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode penyusutan garis lurus digunakan untuk menyusutkan aset tetap yang fungsinya tak terpengaruh oleh besarnya volume output yang dihasilkannya, semisal bangunan, peralatan kantor dll.

2.    Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)
Dalam Metode saldo menurun ini, aset tetap tetap diasumsikan memberikan manfaat terbesarnya pada periode awal masa penggunaan, dan akan mengalami penurunan fungsi yang makin besar di periode-periode berikutnya seiring umur ekonomis aset tetap yang berkurang. jadi semakin lama penggunaan aset tetap maka kontribusinya akan menurun dalam operasional perusahaan. Metode saldo menurun ini cocok diaplikasikan pada aset tetap dimana tingkat ke-aus-annya bergantung dari volume output yang dihasilkan, contohnya mesin produksi.
3.    Metode Satuan Jam Kerja
Pada konsep dasarnya, pemikirdan dasar dari Penyusutan Metode Satuan Jam Kerja didasarkan pada pemikiran bahwa, berkurangnya nilai suatu aset disebabkan berapa jam lamanya aset tersebut digunakan, atau dioperasikan oleh perusahaan selama umur ekonomisnya. belum tentu aset tetap berkurang nilainya gara lama waktu suatu aset yang dimiliki perusahaan. jadi disini, metode ini berdasar bahwa berkurangnya suatu aset tetap perusahaan disebabkan oleh masa pakainya.bukan lama waktu aset tersebut saat tahun beroperasi.Contoh gampangnya, motor yang baru dibeli, lalu dipakai tiap hari, maka motor itu akan cepat rusak atau paling tidak cepet membutuhkan biaya perawatan yang lebih. dibadingkan jika motor itu jarang digunakan.

Penyusutan aset tetap metode satuan jam kerja ini pada prakteknya, metode ini sering kali di abaikan, karena alasan pajak.

Rumus untuk menghitung besarnya penyusutan metode satuan jam kerja adalah sebagai berikut:
penyusutan metode satuan jam kerja
rumus tarif penyusutan per jam
Sedangkan untuk menghitung besaran penyusutan per periode adalah sebagai berikut caranya:
penyusutan metode satuan jam kerja

4.    Penyusutan Metode Jumlah Angka Tahun | Sum of The Years Digit Method
Pada dasarnya, Metode penyusutan aset tetap berdasarkan jumlah angka tahun mempunyai dasar konsep yang mirip dengan konsep metode penyusutan saldo menurun. Metode jumlah angka tahun merupakan penyusutan dipercepat berdasar pada pertimbangan biaya maintenance (perawatan) serta perbaikan aktiva tetap  semakin lama cenderung bertambah seiring pertambahan usia aktiva tetap itu sendiri.
Layaknya metode saldo menurun, semakin lama aset tetap beroperasi, maka tingkat aus-nya semakin tinggi, butuh biaya pemeliharaan yang makin tinggi dengan kontribusi bagi perusahaan yang menurun, tidak se "joss" saat awal awal aset tetap tersebut di peroleh, mesin contohnya, makin lama makin menurun performanya. tidak seperti awal awal mesin baru, mesin yang lebih lama cenderung menurun performanya. Nilai penyusutan yang berkurang pada periode berikutnya akan diimbangi oleh meningkatnya biaya maintenance dan juga perbaikan.
Dalam menentukan tarif penyusutan aset tetap dalam bentuk pecahan yang diitung dengan cara:
·         Pembilang (numerator) menggunakan angka tahun dimulai tahun yang terbesar ke tahun terkecil.
·         Penyebut (denumerator) adalah jumlah angka tahun.

Contoh, jika umur ekonomis aset adalah selama 4 tahun maka penyebut bilangan (angka) pecahannya adalah jumlah angka tahun yaitu 1 + 2 + 3 + 4 = 10. Angka pembilang tahun ke-1 hingga tahun ke-4 masing-masing adalah 4,3,2, dan 1. Tarif penyusutan tahun ke-1 adalah 4/10, tahun ke-2 adalah 3/10, tahun ketiga 2/10 serta terakhir tahun keempat 1/10.





C.  Dasar Perhitungan Penyusutan
a.    Berdasarkan umur
b.    Berdasarkan produktivitas
c.    Berdasarkan Rata – rata
d.   Berdasarkan utilitas
Debet         Biaya Penyusutan
Kredit                    Akumulasi Penyusutan
                        Cadangan

D.  Faktor Faktor Penyusutan Aktiva Tetap

a.    Harga Perolehan [Acquisition Cost)
Faktor yang sangat berpengaruh atas besaran biaya penyusutan adalah harga perolehan atau acquisition cost.Banyak macam cara dalam proses perolehan aset tetap, nanti saya akan posting satu satu contoh kasusnya, diantaranya:
  • Dibeli secara tunai 
  • Dibeli dengan cara mencicil
  • Pertukaran
  • Dibangun sendiri
  • Dibeli dengan saham
Pada konsep dasarnya, perolehan aset tetap diakui sebesar HARGA PEROLEHAN, apa itu harga perolehan? harga perolehan adalah semua biaya biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut mulai dari biaya pembelian hingga semua biaya biaya yang timbul hingga aset tetap tersebut siap beroperasi.
jadi rumusnya:
harga beli + semua biaya yang timbul dari proses pembelian hingga siap operasi





b.    Nilai Residu atau Nilai Sisa Aset [Salvage Value]
Nilai Sisa Aset adalah prediksi atau taksiran potensi arus kas masuk bila aset tersebut dijual pada saat penarikan atau penghentian aset. Salvage Value tidak harus/selalu ada, misalnya pada masa penarikannya asetnya tidak bisa dijual atau tidak laku untuk dijual. hanya jadi limbah saja
c.    Umur Ekonomis Aset Tetap (Economical Life Time)
Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis. Biasanya aset tetap memiliki Dua jenis umur:
1.      Umur fisik Aset Tetap, berhubungan dengan kondisi fisik suatu aset tetap. Suatu aset memiliki umur fisik jika secara fisik aset tetap masih baik kondisinya meskipun mengalami penurunan fungsi.
  1. Umur Fungsional Aset Tetap, berhubungan dengan kontribusi aset tetap tersebut dalam penggunaanya. Aset Tetap masih mempunyai umur fungsional jika aset tetap tersebut masih memberikan manfaat atau kontribusi dalam operasional produksi perusahaan meskipun secara fisik suatu aset tersebut sudah tidak baik Dan atau bahkan jika suatu fisik aset perusahaan masih dikatakan baik, tapi karena tidak berkontribusi bagi perusahaan, maka aset belum tentu memiliki umur fungsional.
E.  Manfaat Perhitungan Penyusutan
·         Menghitung Kegunaan
·         Untuk melakukan pencadangan biaya
·         Untuk perencanaa Aktiva secara berkala
·         Untuk menentukan strategi harga
·         Mengatur laba (mau ditinggikan/direndahkan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar