BAB II
A.
Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial merupakan kinerja para individu dalam
kegiatan-kegiatan manajerial, seperti: perencanaan, investigasi, koordinasi,
evaluasi, pengawasan, pengaturan staf, negosiasi dan perwakilan (Mahoney,
1963). Kinerja sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekolompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika
(Prawirosentono, 1999).
1. Desain
kerja manajerial
Kinerja manajerial
didesain menjadi beberapa, yaitu :
a.
Kepentingan pribadi
b.
Kepentingan organisasi
Dua kepentingan diatas harus
diselaraskan dengan manajemen mutu total serta kompetensi manajemen sehingga
akan tercipta kinerja manajerial yang baik dan seimbang. Akan tetapi perlu cara
dalam mencapainya yaitu dengan menguatkan, intinya dengan perbaikan,
pengembangan, pembelajaran. Dan untuk melakukannya perlu pengetahuan yang
cukup.
2. Pemberdayaan
Psikologis dan Kinerja Manajerial
Seseorang
yang diberdayakan seharusnya dapat menjadi pribadi yang lebih baik lagi
dibandingkan seseorang yang tidak diberdayakan. Pendapat mengenai pemberdayaan
berhubungan dengan beberapa hal mengenai faktor perilaku, seperti aktivitas,
inisiatif, konsentrasi, fleksibilitas, yang akan meningkatkan kinerja
perseorangan. Sebagai seorang manajer, ada beberapa hal yang harus dimiliki,
seperti kemampuan Controlling,
Commanding, Coordinating, Organizing, Communicating.
a. Controlling
Dalam pengaplikasiannya, manajer
melakukan pengawasan kepada para karyawan mengenai kinerjanya. Sebaiknya,
manajer melakukan pengawasan secara berkala dan terjadwal. Biasanya, lower manager yang melakukan pengawasan
secara langsung pada para karyawan. Selain melakukan pengawasan, lower manager memberikan instruksi secara langsung pada karyawan dan juga
memberikan penilaian kepada kinerja karyawan.
b. Commanding
Manajer memberikan instruksi,
arahan, perintah kepada para karyawan. Dalam pengaplikasiannya, arahan bisa
diberikan secara langsung pada karyawan atau melalui media seperti surat dan
telepon. Memberikan arahan secara jelas agar karyawan tidak salah menanggapi
perintah yang manajer berikan. Perintah yang manajer berikan pada karyawan harus sesuai dengan kemampuan karyawannya.
c. Coordinating
Dalam sebuah organisasi,
koordinasi antar lini sangat penting. Hal ini seperti rantai dan roda yang
berputar. Tiap pin rantai saling terhubung dengan pin lainnya, sehingga dapat
membuat roda bergerak berputar. Ini sama seperti setiap lini dalam organisasi,
jika semuanya saling terhubung, roda perusahaan akan berjalan dengan baik.
Dalam hal ini, manajer memegang peran penting dalam menyatukan setiap elemen
dan menggerakan roda perusahaan. Dalam pengaplikasiannya, manajer melakukan
koordinasi dengan setiap divisi di perusahaan dengan cara saling bertukar
informasi. Informasi berguna untuk memudahkan manajer dalam mengambil
keputusan. Dalam hal ini, manajer dan semua koordinator dari masing-masing
divisi perlu saling bekerja sama agar tercipta harmoni dan keselarasan agar
perusahaan dapat berjalan dengan baik. Berkoordinasi dapat dilakukan dengan
saling mengirim surat atau berkomunikasi lewat telepon di setiap divisi untuk
saling bertukar informasi.
d.
Organizing
Manajer selaku pimpinan
perusahaan memiliki kewenangan untuk mengatur segala aktivitas dalam
perusahaan. Manajer yang baik mampu untuk mengorganisir organisasi sehingga
kinerja perusahaan baik.
e.
Communicating
Dalam suatu organisasi,
komunikasi sangat penting dilakukan oleh semua elemen. Dengan terjalinnya
komunikasi yang baik, informasi akan tersampaikan kepada semua elemen sehingga
akan melancarkan kinerja perusahaan. Kemampuan menyampaikan pendapat, gagasan, problem solving perlu dimiliki oleh
manajer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar