Minggu, 10 April 2016

Akuntansi Biaya - 6 (Menghitung Biaya Overhead Pabrik)



MENGHITUNG BIAYA OVERHEAD PABRIK

Untuk bisa menghitung biaya overhead pabrik, terdapat tahap-tahap yang harus dilakukan oleh perusahaan. Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Menyusun anggaran biaya overhead pabrik
Penyusunan anggaran biaya overhead pabrik didasarkan pada volume kegiatan yang akan dilaksanakan di masa depan.
2.      Memilih dan menaksir dasar pembebanan biaya overhead pabrik
Dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk, dapat dipilih berdasarkan satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, jam tenaga kerja langsung, jam mesin. Sementara itu faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pembebanan biaya overhead pabrik antara lain:
a.    Memperhatikan jenis biaya overhead pabrik yang dominan jumlahnya dalam departemen produksi.
b.    Memperhatikan sifat-sifat biaya overhead pabrik yang dominan tersebut dan hubungannya dengan dasar pembebanan yang akan dipakai.
c.    Menghitung tarif biaya overhead pabrik yang dapat dilakukan dengan rumus:

 



http://www.ciputra-uceo.net/blog/2015/12/17/pengertian-biaya-overhead-pabrik-dan-cara-menghitung-biaya-overhead-pabrik

Akuntansi Biaya - 5 (Penentuan Tarif Biaya Overhead Pabrik)



METODE PENENTUAN TARIF BIAYA OVERHEAD PABRIK

a. Menentukan Anggaran Biaya Overhead Pabrik

Tingkat produksi merupakan bahan pertimbangan yang sangat penting , sebab biaya overhead pabrik per unit produk dan jumlah biaya overhead pabrik variable di pengaruhi oleh perubahan tingkat produksi.

Berikut macam-macam tingkat produksi (kapasitas) yang dapat dijadikan dasar penentuan anggaran biaya overhead pabrik.

1.      Kapasitas teoritis atau kapasitas ideal

Merupakan hasil maksimum yang dapat dicapai oleh suatu departemen atau pabrik dengan tidak memperhitungkan terjadinya kerusakan mesin, absensi pekerja, kelambatan bahan baku dan hambatan-hambatan lainnya.

2.      Kapasitas raktis atau kapasitas realistis

Merupakan hasil yang dapat dicapai pada kapasitas teoritis, dan dikurangi dengan pengaruh adanya habatan-hambatan intern yang dapat dihindari. Misalnya, kemacetan mesin, kelambatan bahan bak, waktu  istirahat, dan hari libur.

3.      Kapasitas normal atau kapasitas jangka panjang

Merupakan kemampuan perusahaan untuk berproduksi dengan memperhitungkan adanya hambatan-hambatan intern yang tidak dapat dihindari, dan permintaan terhadap produk dalam jangka panjang.


4.      Kapasitas sesungguhnya yang diharapkan atau kapasitas jangka pendek

Merupakan kemampuan perusahaan dalam berproduksi yang diperkirakan dapat dicapai. Kapasitas ini ditentukan atas dasar taksiran kemungkinan penjualan produk dalam tahun yang akan datang. Jika anggaran overhead pabrik ditentukan atas dasar kapasitas sesungguhnya yang diharapkan, maka akan mengakibatkan tarif biaya overhead pabrik dalam suatu periode berbeda dengan tarif periode lain. Pada praktiknya tidak mungkin perusahaan berproduksi pada kapasitas teoritis sehingga untuk memilih kapasitas yang dijadikan dasar pemikiran anggaran biaya overhead pabrik harus diperhitungkan faktor-faktor hambatan intern perusahaan dan kemungkinan penjualan produk pada periode yang akan datang.

b.Menghitung tarif biaya overhead pabrik

Beberapa dasar penentuan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai berikut :
1.      Atas dasar satuan produk
Tarif biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk, dihitung dengan cara sebagai berikut.

Taksiran biaya overhead pabrik      =   tarif biaya overhead pabrik per unit
Taksiran unit yang di produksi

2.      Atas dasar biaya bahan baku
Tarif biaya overhead dapat di hitung sebagai berikut
o   Pertama, hitung persentase pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar pemakaian biaya bahan baku dengan rumus :

  Taksiran biaya overhead pabrik              x 100%
 Taksiran pemakaian biaya bahan baku

Selanjutnya, biaya overhead pabrik yang di bebankan kepada setiap unit produk dihitung dengan cara mengalikan persentase pembebanan dengan biaya bahan baku per unit produk
o   Atas dasar biaya tenaga kerja
Perhitungan atas dasar biaya tenaga kerja langsung pembebanan biaya overhead pabrik pada produk, tidak berbeda dengan perhitungan pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya bahan baku.
o   Atas dasar jam tenaga kerja langsung
Tarif biaya overhead pabrik per jam tenaga kerja langsung, dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Taksiran biaya overhead pabrik        =  tarif biaya overhead pabrik per jam tenaga
Taksiran jam tenaga kerja langsung          kerja langsung

o   Atas dasar jam mesin
Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar jam mesin digunakan, apabila sebagian besar biaya overhead pabrik terdiri atas biaya-biaya yang berhubungan erat dengan waktu penggunaan mesin. Tarif pembebanan dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Taksiran biaya overhead pabrik  =    Tarif biaya overhead pabrik per jam mesin
      Taksiran jam mesin

















Akuntansi Biaya - 4 (Pengertian & Penggolongan Biaya Overhead Pabrik)



PENGERTIAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Biaya overhead pabrik (manufacturing overhead costs) adalah biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja langsung. Apabila suatu perusahaan juga memiliki departemen-departemen lain selain departemen produksi maka semua biaya yang terjadi di departemen pembantu tersebut (termasuk biaya tenaga kerjanya) dikategorikan sebagai biaya overhead pabrik. Biaya overhead pabrik biasanya muncul dari biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk pemakaian bahan tambahan, biaya tenaga kerja tak langsung, pengawasan mesin produksi, pajak, asuransi, hingga fasilitas-fasilitas tambahan yang diperlukan dalam proses produksi.

 PENGGOLONGAN BIAYA OVERHEAD PABRIK

Sebelum menentukan anggaran biaya overhead pabrik, kita harus bisa menggolongkan biaya overhead pabrik terlebih dahulu. Dengan adanya penggolongan, kita akan lebih mudah dalam menentukan seberapa besar anggaran yang perlu disisihkan sebagai anggaran biaya overhead pabrik sesuai dengan usaha di perusahaan kita. Biaya overhead pabrik dapat digolongkan ke dalam 3 kriteria, yakni:
1.      Penggolongan menurut sifatnya, berdasarkan sifatnya, biaya overhead pabrik dapat dibagi menjadi:
a.       Biaya bahan penolong
Bahan penolong yang dimaksud dalam hal ini adalah bahan yang tidak menjadi bagian dari hasil produksi atau bahan yang nilainya relatif kecil dibandingkan harga keseluruhan produk. 
b.      Biaya tenaga kerja tidak langsung
Tenaga kerja tak langsung yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah tenaga kerja perusahaan yang upahnya tidak dapat diperhitungkan secara langsung kepada produk.
c.       Biaya Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dan pemeliharaan yang dimaksud dalam biaya overhead pabrik adalah biaya suku cadang (spareparts), biaya bahan habis pakai (factory supplies), dan harga jasa yang perlu dikeluarkan perusahaan untuk keperluan perbaikan dan pemeliharaan mesin produksi, kendaraan, dan alat-alat perusahaan lainnya. 
2.      Penggolongan menurut perilaku dalam produksinya
Penggolongan biaya overhead pabrik yang selanjutnya dibagi berdasarkan perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume produksi. Perilaku biaya overhead pabrik ini dapat dibagi menjadi tiga golongan:
a.       Biaya overhead pabrik tetap, yakni biaya overhead pabrik yang tidak berubah meskipun terjadi perubahan dalam volume produksi.
b.      Biaya overhead pabrik variabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah sebanding dengan perubahan volume produksi.
c.       Biaya overhead pabrik semivariabel, yakni biaya overhead pabrik yang berubah namun tidak sebanding dengan perubahan volume produksi. Untuk memudahkan penentuan tarif biaya overhead pabrik, biasanya biaya overhead pabrik semivariabel akan dipecah menjadi dua unsur yakni biaya tetap dan biaya variabel.
3.      Penggolongan menurut hubungan dengan department
Selain departemen produksi, sebuah perusahaan pasti memiliki departemen lain yang dikategorikan sebagai departemen pembantu. Berdasarkan hubungannya dengan departemen-departemen yang ada dalam perusahaan, biaya overhead pabrik dapat digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:
a.       Biaya overhead pabrik langsung departemen (direct departemental overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang ada dalam sebuah departemen dan manfaatnya hanya dapat dinikmati oleh departemen tersebut.
b.      Biaya overhead pabrik tidak langsung departemen (indirect departemental overhead expenses), yakni biaya overhead pabrik yang manfaatnya dapat dinikmati oleh lebih dari satu departemen.

Akuntansi Biaya - 3 (Metode Pengumpulan Biaya Produksi)



B.  Metode Pengumpulan Biaya Produksi

Pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh sifat dari pengolahan produk. Pengolahan produk dapat dilakukan atas dasar pesanan dari langganan atau proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan lain. Oleh karena itu pengelompokan biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi dua metode, yaitu :
a.       Metode Harga Pokok Pesanan (Job Order Coosting)
Harga pokok pesanan (job order costing) adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan.

·         Karakteristik perusahaan yang produksinya berdasarkan pesanan :
-          Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus.
-          Jika pesanan yang satu selesai dikerjakan, proses produksi mulai dihentikan dan mulai dengan pesanan berikutnya.
-          Produk dihasilkan sesuai dengan spesifikasinya yang ditemtukan oleh pemesan yang satu dapat berbeda dengan yang lainnya.
-          Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan, bukan untuk memenuhi persediaan di gudang.

·         Ciri khusus harga pokok pesanan :
-          Tujuan produksi perusahaan adalah untuk melayani pesanan pembeli yang bentuknya tergantung pada spesifikasi pesanan, sehingga sifat produksinya terputus-putus dan setiap pesanan dapat dipisahkan identitasnya secara jelas
-          Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan dengan tujuan dapat dihitung harga pokok pesanan dengan realtif teliti dan adil.
-          Biaya produksi dibagi 2 jenis yaitu : Biaya langsung (direct cost) meliputi biaya bahan baku (raw material) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) yang dihitung berdasarkan biaya sebenarnya. Dan Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi biaya produksi diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja tidak langsung yang dihitung berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
-          Harga pokok pesanan untuk setiap pesanan dihitung pada waktu pesanan selesai diproduksi.
-          Harga pokok satuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan yang bersangkutan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan.
Untuk mengumpulkan biaya produksi masing-masing pesanan, dipakai harga pokok pesanan (job order cost method).

·           Manfaat informasi harga pokok pesanan :
-          Menentukan harga yang akan dibebankan kepada pemesan.
-          Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan.
-          Memantau realisasi produksi.
-          Menghitung laba atau rugi tiap pesanan.
-          Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

b.      Metode Harga Pokok Proses (Processing Cost)
Harga pokok proses (processing cost) merupakan metode perhitungan harga pokok produk berdasarkan kepada pengumpulan biaya-biaya produksi dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah unit produksi perode yang bersangkutan.

·           Karakteristik Produksi :
-          Sistem produksi merupakan sistem produksi yang berjalan terus-menerus.
-          Produk yang dihasilkan merupakan produksi missal dan bersifat seragam (homogen).
-          Tujuan produksinya adaah untuk membentuk persediaan (inventory).

·           Ciri-ciri perusahaan yang menggunakan metode perhitungan harga pokok     proses dalam kegiatan operasionalnya adalah :
-          Proses produksinya berlangsung secara terus-menerus.
-          Produk yang dihasilkan bersifat produk standar.
-          Tujuan produksi adalah untuk persediaan yang selanjutnya dijual.
-          Tidak tergantung kepada spesifikasi pembeli.

·           Manfaat informasi yang didapat dari metode harga pokok proses adalah:
-          Penentuan harga jual produk yang tepat.
-          Memantau realisasi biaya produksi.
-          Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan.
-          Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

a.      Perbedaan Harga Pokok Pesanan dan Harga Pokok Proses

·         Perbedaan Karakteristik Metode Harga Pokok Pesanan dan Harga Pokok Proses


Perusahaan yang berproduksi massa

Perusahaan yang berproduksi atas dasar pemesanan
Proses pengolahan produk
Terus menerus (kontinyu)


Terputus-putus (intermitten)


Produk yang dihasilkan
Produk standar
Tergantung spesifikasi pemesan

Produksi ditujukan untuk
Mengisi persediaan
Memenuhi pesanan
Contoh perusahaan
Perusahaan kertas, semen, tekstil dll
Perusahaan percetakan, mebel, kontraktor dll








·         Perbedaan Karakteristik Proses Produksi Harga Pokok Pesanan dan Harga Pokok Proses


Metode Harga Pokok Proses
Metode harga Pokok Pesanan
Penghitungan Biaya Produksi
Dihitung setiap bulan atau periode penentuan harga pokok produk.
Dihitung untuk setiap pesanan.
Penghitungan Harga Pokok per Satuan
Pada akhir bulan/periode penentuan harga pokok produk.
Apabila pesanan telah selaesai diproduksi.
Rumus Perhitungan Harga Pokok per Satuan
Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan selama bulan/periode tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan selama bulan/periode yang bersangkutan
Jumlah biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk pesanan tertentu dibagi dengan jumlah satuan produk yang diproduksi dalam pesanan yang bersangkutan.


Sumber : http://qahharjdf.blogspot.co.id/2012/12/perbedaan-harga-pokok-proses-dan-harga.html